paradigma pendidikan
PARDIGMA PENDIDIKANI.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu pendidikan mempunyai peran yang signifikan dalam dunia
pendidikan Islam. Kemajuan dibidang pendidikaan dirasakan mulai berkembang
seiring kemajuan peradaban zaman yang
semakin maju. Dalam pendidikan Islam tidak hanya bisa dilakukan dengan melihat
apa yang ditemukan dalam realitas penyelenggaraan pendidikan, tetapi juga harus
melihatnya dari sistem nilai yang menjadi landasan paradigmanya. Pandangan
ajaran Islam tentang pendidikan Al-Qur’an dan hadits mewajibkan umat Islam
mencari dan membangun lembaga pendidikan Islam, karena dengan pendidikan Islam
umat Islam akan terhindar dari pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai
sekularitas faham liberalisme. Pendidikan islam dibaangun bukan sekedar
kewajiban, tetapi juga sebagai cita-cita dan tujuan hidup dalam memperoleh
suatu kebahagiaan yang berlandasan religion.Paradigma digunakan untuk mengembangkan pendidikan Islam yang
mempunyai pengaruh besar yang telah menunjukkan pada tataran konseptual. Proses
pendidikan dalam merealisasikaan suatu kebijkan dalam kemajuan pendidikan yang
semakin bersaing terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih
dan modern, yang telah menunjukkan adanya pandangan pendidikan Islam yang
semakin mengakas pada diri manusia.Paradigma pendidikan diibaratkan sebagai kacamata yang digunakan
untuk melihat seberapa jauhkaah rasio Islam yang akan melahirkan manusia yang
mempunyai paradigma yang luas dan berwawasan internasional, sehingga dapat
bersaing dengan negara-negara yang semakin maju. Paradigma juga meyakini adanya
kekurangan dan kelebihan suatu pendidikan untuk membentuk pemikiran yang
kritis.B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
pengertian paradigma pendidikan ?
2.
Jelaskan
apa sajakah macam-macam paradigma pendidikan itu ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
menjelaskan pengertian paradigma pendidikan
2.
Untuk
menjelaskan macam-macan paradigma pendidikan
D.
Manfaat Penulisan
Menberikan
pengetahuan tentang pengertian paradigma pendidikan, dan macam-macam paradigma
pendidikan, sehingga pembaca mampu mengetahui implikasi dari macam-macam
paradigma pendidikan tersebut.II.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Paradigma Pendidikan
Pardigma secara etimologis berasal dari bahasa inggris Paradigm
yang berarti type of something, model, pattern (bentuk sesuatu, model,
pola). Menurut Plato kata pardigma dalam republicnya dengan arti “a baste
formencompasing your entire desting” yang berarti sesuatu yang diciptakan
untuk suatu sebab. Sedangkan secara terminologi paradigma berarti a total
view of problem; a total outlook, not just a problem in isolation.
Paradigma adalah cara pandang atau cara berpikir tentang sesuatu. Pengertian
paradigma yang ada dalam kamus filsafat diantaranya sebagai berikut :1.
Cara
memandang sesuatu.
2.
Dalam
ilmu pengetahun diartikan sebagai model, pola, ideal.
3.
Totalitas
premis-premis teoritis dan metodologis
yang menentukan atau mendefinisikan studi ilmiah kongkret.
4.
Dasar
untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem
riset.
Dengan
demikian, parafigma digunakan pada konteks perilaku seseorang dalam proses
pembelajaran dan pendidikan,
yang menjelaskan makna paradigma dengan menggunakan metafora bangunan dan
kacamata, bahwa paradigma merupakan sebuah fondasi bangunan. Besar tingginya
bangunan ditentukan oleh seberapa kuat dan lebar fondasinya. Perilaku adalah
bangunan yang nampak oleh mata fisik, paradigma maupun sikap keduanya tersembunyi,
dan perilakulah yang terbaca oleh orang lain.Sedangkan
paradigma sebagai kacamata dapat melihat dunia sekitar. Dengan demikian,
paradigma bukanlah sikap atau sebaliknya. Sikap adalah lensa kacamata yang
mungkin kabur, kotor dan tidak sesuai lagi. Sikap ini terperangkap dalam sebuah
bingkai yaitu paradigma. Sikap ini bisa saja positif maupun negatif.Tampak
jelas betapa implikasi paradigma dalam jaringan kehidupan manusia hampir tidak
ada satupun aspek dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dijalankan melalui paradigma.
Begitu pula yang terjadi dalm sistem pendidikan secar fungsional merupakan
refleksi dari cara pandang tertentu tentang sesuatu dalam semesta kehidupan
manusia.B.
Macam-macam Paradigma Pendidikan
1.
Paradigma pendidikan konservatif
Bagi kaum konservatif, ketidaksederajatan masyarakat
merupakan suatu hukum keharusan alami, suatu hal yang mustahil bisa dihindari
serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir Tuhan. Perubahan
sosial bagi mereka bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan, karena perubahan
hanya akan membuat manusia lebih sengsara saja. Dalam bentuknya yang klasik
atau awal paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat
pada dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan
sosial, hanya Tuhanlah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya dia yang
tahu makna dibalik itu semua. Dengan pandangan seperti itu, kaum konservatif
lama tidak menganggap rakyat memiliki kekuatan atau kekuasaan untuk merubah
kondisi mereka.Namun dalam perjalanan selanjutnya, paradigma
koservatif cenderung lebih menyalahkan subjeknya. Bagi kaum konservatif, mereka
yang menderita, yakni orang-orang miskin, buta huruf, kaum tertindas dan mereka
yang dipenjara, menjadi demikian karena salah mereka sendiri. Karena banyak
orang lain yang ternyata bisa bekerja keras dan berhasil meraih sesuatu. Banyak
orang ke sekolah dan belajar untuk berperilaku baik dan oleh karenanya tidak
dipenjara. Kaum miskin haruslah sabar dan belajar untuk menunggu sampai giliran
mereka datang, karena pada akhirnya kelak semua orang akan mencapai kebebasan
dan kebahagiaan. Kaum konservatif sangat melihat pentingnya harmoni dalam
masyarakat dalam mencairkan konflik dan kontradiksi.2.
Paradigma
Pendidikan Liberal
Golongan
kedua yakni kaum Liberal, berangkat dari keyakinan bahwa memang ada masalah di
masyarakat tetapi bagi mereka pendidikan tidak ada kaitannya dengan persoalan
politik dan ekonomi masyarakat. Dengan keyakinan seperti itu tugas pendidikan
juga tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik dan ekonomi. Sungguhpun
demikian, kaum liberal selalu berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan
keadaan ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan
berbagai masalah yang ada dalam pendidikan dengan usaha reformasi seperti membangun kelas dan fasilitas baru, memodernkan peralatan sekolah
dengan pengadaan komputer dan laboratorium yang lebih canggih, serta berbagai
usaha untuk menyehatkan rasio antara murid dan guru. Selain itu
juga berbagai investasi untuk meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan
yang lebih effisien dan partisipatif, seperti kelompok dinamik (group dynamics)
‘learning by doing’, ‘experimental learning’, ataupun bahkan Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) sebagainya. Usaha peninkatan tersebut terisolasi dengan system dan
struktur ketidak adilan kelas dan gender, dominasi budaya dan represi politik
yang ada dalam masyarakat.
Kaum Liberal
dan Konservatif sama-sama berpendirian bahwa pendidikan adalah a-politik, dan
“excellence” haruslah merupakan target utama pendidikan. Kaum Liberal
beranggapan bahwa masalah mayarakat dan pendidikan adalah dua masalah yang
berbeda. Mereka tidak melihat kaitan pendidikan dalam struktur kelas dan
dominasi politik dan budaya serta diskriminasi gender dimasyarakat luas.Pendekatan
liberal inilah yang mendominasi segenap pemikiran tentang pendidikan baik
pendidikan formal seperti sekolah, maupun pendidikan non-formal seperti
berbagai macam pelatihan. Akar dari pendidikan ini adalah Liberalisme, yakni
suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan, melindungi hak, dan
kebebasan (freedoms), serta mengidentifikasi problem dan upaya perubahan sosial
secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang.Pengaruh liberal
ini kelihatan dalam pendidikan yang mengutamakan prestasi melalui proses
persaingan antar murid. Perengkingan untuk menentukan murid terbaik, adalah
implikasi dari paham pendidikan ini.3.
Paradigma
pendidikan Radikal
Pendidikan bagi mereka
merupakan arena perjuangan politik. Jika paradigma konservatif bertujuan
menjaga status quo (keadaan sebagaimana adanya) dan paradigma liberal digagas
untuk melakukan perubahan, maka paradigma kritis menghendaki adanya perubahan
struktur secara fundamental, terutama dalam politik dan ekonomi masyarakat di
mana pendidikan berada. Bagi mereka, kelas dalam perspektif gender dapat
tercermin dalam dunia pendidikan. Paham demikian bertentangan dengan pandangan
kaum liberal dimana pendidikan dianggap terlepas dari persoalan gender yang ada
dalam masyarakat.
Dalam perspektif
kritis-radikalistik, urusan pendidikan adalah melakukaan refleksi kritis, dari the
domonant ideology ke arah transformsi sosial. Tugas utama pendidikan adalah
menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap sistem dan stuktur ketidakadilan,
serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju sistem sosial yang lebih adil.
Pendidikan tidak mungkin dan tidak bersikap netral, bersikap objektif maupun
berjarak dengan masyarakat. Visi pendidikan adalah melakukan kritik terhadap
sistem dominan sebagai pemihakan terhadap rakyat kecil dan yang tertindas untuk
menciptakan sistem sosial baru yang lebih adil. Dalam perspektif kritis,
pendidikan harus mampu menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan
menganalisis secara bebas dan kritis guna terciptanya transformasi sosial.
Dengan kata lain, tugas utama pendidikan adalah memanusiakan kembali manusia
yang mengalami dehumanisasi karena sistem dan struktur yang tidak adil.
III.
KESIMPULAN
Paradigma
merupakan cara pandang atau cara berpikir tentang sesuatu.Paradigma
konservatif merupakan suatu hukum keharusan
alami yang mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau
bahkan takdir Tuhan.
Paradigma liberal merupakan suatu proses pendidikan yang selalu
berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan keadaan ekonomi dan politik di
luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan berbagai masalah yang ada dalam
pendidikan dengan usaha reformasi.
Paradigma radikal
merupakan arena perjuangan politik yang
menghendaki adanya perubahan struktur secara fundamental, terutama dalam
politik dan ekonomi masyarakat di mana pendidikan berada.
Beni Ahmad
Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka
Setia, 2009), hlm 24-25.
Tedi Priatna, Reaktualisasi
Paradigma Pendidikan, ( Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm 25.
Beni Ahmad
Saebani, Hendra Akhdiyat, Op. Cit. hlm 36. Aji laros
sejati, http://aji-arekbanyuwangi.blogspot.com/2011/04/paradigma-konservatif.html http://dianozkysmirnoff.wordpress.com/2008/10/16/paradigma-liberal/.
Siswanto masruri, http://siswantomasruri.wordpress.com/paradigma-liberal-unggul-dan-sejahtera-dalam-bingkai-pendidikan-global/2010/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar