Rabu, 24 Oktober 2012

paradigma pendidikan


PARDIGMA  PENDIDIKANI.          PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Ilmu pendidikan mempunyai peran yang signifikan dalam dunia pendidikan Islam. Kemajuan dibidang pendidikaan dirasakan mulai berkembang seiring kemajuan  peradaban zaman yang semakin maju. Dalam pendidikan Islam tidak hanya bisa dilakukan dengan melihat apa yang ditemukan dalam realitas penyelenggaraan pendidikan, tetapi juga harus melihatnya dari sistem nilai yang menjadi landasan paradigmanya. Pandangan ajaran Islam tentang pendidikan Al-Qur’an dan hadits mewajibkan umat Islam mencari dan membangun lembaga pendidikan Islam, karena dengan pendidikan Islam umat Islam akan terhindar dari pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai sekularitas faham liberalisme. Pendidikan islam dibaangun bukan sekedar kewajiban, tetapi juga sebagai cita-cita dan tujuan hidup dalam memperoleh suatu kebahagiaan yang berlandasan religion.Paradigma digunakan untuk mengembangkan pendidikan Islam yang mempunyai pengaruh besar yang telah menunjukkan pada tataran konseptual. Proses pendidikan dalam merealisasikaan suatu kebijkan dalam kemajuan pendidikan yang semakin bersaing terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih dan modern, yang telah menunjukkan adanya pandangan pendidikan Islam yang semakin mengakas pada diri manusia.Paradigma pendidikan diibaratkan sebagai kacamata yang digunakan untuk melihat seberapa jauhkaah rasio Islam yang akan melahirkan manusia yang mempunyai paradigma yang luas dan berwawasan internasional, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara yang semakin maju. Paradigma juga meyakini adanya kekurangan dan kelebihan suatu pendidikan untuk membentuk pemikiran yang kritis.B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimanakah pengertian paradigma pendidikan ?
2.        Jelaskan apa sajakah macam-macam paradigma pendidikan itu ?
C.       Tujuan Penulisan
1.         Untuk menjelaskan pengertian paradigma pendidikan
2.         Untuk menjelaskan macam-macan paradigma pendidikan
D.       Manfaat Penulisan
Menberikan pengetahuan tentang pengertian paradigma pendidikan, dan macam-macam paradigma pendidikan, sehingga pembaca mampu mengetahui implikasi dari macam-macam paradigma pendidikan tersebut.II.       PEMBAHASAN
A.       Pengertian Paradigma Pendidikan
Pardigma secara etimologis berasal dari bahasa inggris Paradigm yang berarti type of something, model, pattern (bentuk sesuatu, model, pola). Menurut Plato kata pardigma dalam republicnya dengan arti “a baste formencompasing your entire desting” yang berarti sesuatu yang diciptakan untuk suatu sebab. Sedangkan secara terminologi paradigma berarti a total view of problem; a total outlook, not just a problem in isolation. Paradigma adalah cara pandang atau cara berpikir tentang sesuatu. Pengertian paradigma yang ada dalam kamus filsafat diantaranya sebagai berikut :1.         Cara memandang sesuatu.
2.         Dalam ilmu pengetahun diartikan sebagai model, pola, ideal.
3.         Totalitas premis-premis  teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan studi ilmiah kongkret.
4.         Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem riset.
Dengan demikian, parafigma digunakan pada konteks perilaku seseorang dalam proses pembelajaran dan pendidikan[1], yang menjelaskan makna paradigma dengan menggunakan metafora bangunan dan kacamata, bahwa paradigma merupakan sebuah fondasi bangunan. Besar tingginya bangunan ditentukan oleh seberapa kuat dan lebar fondasinya. Perilaku adalah bangunan yang nampak oleh mata fisik, paradigma maupun sikap keduanya tersembunyi, dan perilakulah yang terbaca oleh orang lain.Sedangkan paradigma sebagai kacamata dapat melihat dunia sekitar. Dengan demikian, paradigma bukanlah sikap atau sebaliknya. Sikap adalah lensa kacamata yang mungkin kabur, kotor dan tidak sesuai lagi. Sikap ini terperangkap dalam sebuah bingkai yaitu paradigma. Sikap ini bisa saja positif maupun negatif.[2]Tampak jelas betapa implikasi paradigma dalam jaringan kehidupan manusia hampir tidak ada satupun aspek dalam kehidupan manusia yang tidak bisa dijalankan melalui paradigma. Begitu pula yang terjadi dalm sistem pendidikan secar fungsional merupakan refleksi dari cara pandang tertentu tentang sesuatu dalam semesta kehidupan manusia.B.       Macam-macam Paradigma Pendidikan
1.        Paradigma pendidikan konservatif
Bagi kaum konservatif, ketidaksederajatan masyarakat merupakan suatu hukum keharusan alami, suatu hal yang mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir Tuhan. Perubahan sosial bagi mereka bukanlah sesuatu yang harus diperjuangkan, karena perubahan hanya akan membuat manusia lebih sengsara saja. Dalam bentuknya yang klasik atau awal paradigma konservatif dibangun berdasarkan keyakinan bahwa masyarakat pada dasarnya tidak bisa merencanakan perubahan atau mempengaruhi perubahan sosial, hanya Tuhanlah yang merencanakan keadaan masyarakat dan hanya dia yang tahu makna dibalik itu semua. Dengan pandangan seperti itu, kaum konservatif lama tidak menganggap rakyat memiliki kekuatan atau kekuasaan untuk merubah kondisi mereka[3].Namun dalam perjalanan selanjutnya, paradigma koservatif cenderung lebih menyalahkan subjeknya. Bagi kaum konservatif, mereka yang menderita, yakni orang-orang miskin, buta huruf, kaum tertindas dan mereka yang dipenjara, menjadi demikian karena salah mereka sendiri. Karena banyak orang lain yang ternyata bisa bekerja keras dan berhasil meraih sesuatu. Banyak orang ke sekolah dan belajar untuk berperilaku baik dan oleh karenanya tidak dipenjara. Kaum miskin haruslah sabar dan belajar untuk menunggu sampai giliran mereka datang, karena pada akhirnya kelak semua orang akan mencapai kebebasan dan kebahagiaan. Kaum konservatif sangat melihat pentingnya harmoni dalam masyarakat dalam mencairkan konflik dan kontradiksi[4].2.        Paradigma Pendidikan Liberal
Golongan kedua yakni kaum Liberal, berangkat dari keyakinan bahwa memang ada masalah di masyarakat tetapi bagi mereka pendidikan tidak ada kaitannya dengan persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Dengan keyakinan seperti itu tugas pendidikan juga tidak ada sangkut pautnya dengan persoalan politik dan ekonomi. Sungguhpun demikian, kaum liberal selalu berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan keadaan ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan berbagai masalah yang ada dalam pendidikan dengan usaha reformasi seperti membangun kelas dan fasilitas baru, memodernkan peralatan sekolah dengan pengadaan komputer dan laboratorium yang lebih canggih, serta berbagai usaha untuk menyehatkan rasio antara murid dan guru. Selain itu juga berbagai investasi untuk meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan yang lebih effisien dan partisipatif, seperti kelompok dinamik (group dynamics) ‘learning by doing’, ‘experimental learning’, ataupun bahkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) sebagainya. Usaha peninkatan tersebut terisolasi dengan system dan struktur ketidak adilan kelas dan gender, dominasi budaya dan represi politik yang ada dalam masyarakat.
Kaum Liberal dan Konservatif sama-sama berpendirian bahwa pendidikan adalah a-politik, dan “excellence” haruslah merupakan target utama pendidikan. Kaum Liberal beranggapan bahwa masalah mayarakat dan pendidikan adalah dua masalah yang berbeda. Mereka tidak melihat kaitan pendidikan dalam struktur kelas dan dominasi politik dan budaya serta diskriminasi gender dimasyarakat luas[5].Pendekatan liberal inilah yang mendominasi segenap pemikiran tentang pendidikan baik pendidikan formal seperti sekolah, maupun pendidikan non-formal seperti berbagai macam pelatihan. Akar dari pendidikan ini adalah Liberalisme, yakni suatu pandangan yang menekankan pengembangan kemampuan, melindungi hak, dan kebebasan (freedoms), serta mengidentifikasi problem dan upaya perubahan sosial secara inskrimental demi menjaga stabilitas jangka panjang.Pengaruh liberal ini kelihatan dalam pendidikan yang mengutamakan prestasi melalui proses persaingan antar murid. Perengkingan untuk menentukan murid terbaik, adalah implikasi dari paham pendidikan ini.3.        Paradigma pendidikan Radikal
Pendidikan bagi mereka merupakan arena perjuangan politik. Jika paradigma konservatif bertujuan menjaga status quo (keadaan sebagaimana adanya) dan paradigma liberal digagas untuk melakukan perubahan, maka paradigma kritis menghendaki adanya perubahan struktur secara fundamental, terutama dalam politik dan ekonomi masyarakat di mana pendidikan berada. Bagi mereka, kelas dalam perspektif gender dapat tercermin dalam dunia pendidikan. Paham demikian bertentangan dengan pandangan kaum liberal dimana pendidikan dianggap terlepas dari persoalan gender yang ada dalam masyarakat[6].
Dalam perspektif kritis-radikalistik, urusan pendidikan adalah melakukaan refleksi kritis, dari the domonant ideology ke arah transformsi sosial. Tugas utama pendidikan adalah menciptakan ruang agar sikap kritis terhadap sistem dan stuktur ketidakadilan, serta melakukan dekonstruksi dan advokasi menuju sistem sosial yang lebih adil. Pendidikan tidak mungkin dan tidak bersikap netral, bersikap objektif maupun berjarak dengan masyarakat. Visi pendidikan adalah melakukan kritik terhadap sistem dominan sebagai pemihakan terhadap rakyat kecil dan yang tertindas untuk menciptakan sistem sosial baru yang lebih adil. Dalam perspektif kritis, pendidikan harus mampu menciptakan ruang untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara bebas dan kritis guna terciptanya transformasi sosial. Dengan kata lain, tugas utama pendidikan adalah memanusiakan kembali manusia yang mengalami dehumanisasi karena sistem dan struktur yang tidak adil.
III.    KESIMPULAN
Paradigma merupakan cara pandang atau cara berpikir tentang sesuatu.Paradigma konservatif merupakan suatu hukum keharusan alami yang mustahil bisa dihindari serta sudah merupakan ketentuan sejarah atau bahkan takdir Tuhan.
Paradigma liberal merupakan suatu proses pendidikan yang selalu berusaha untuk menyesuaikan pendidikan dengan keadaan ekonomi dan politik di luar dunia pendidikan, dengan jalan memecahkan berbagai masalah yang ada dalam pendidikan dengan usaha reformasi.
Paradigma radikal merupakan arena perjuangan politik yang menghendaki adanya perubahan struktur secara fundamental, terutama dalam politik dan ekonomi masyarakat di mana pendidikan berada.
 

[1] Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, ( Bandung : Pustaka Setia, 2009), hlm 24-25.
[2] Tedi Priatna, Reaktualisasi Paradigma Pendidikan, ( Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm 25.
[3] Beni Ahmad Saebani, Hendra Akhdiyat, Op. Cit. hlm 36.[4] Aji laros sejati, http://aji-arekbanyuwangi.blogspot.com/2011/04/paradigma-konservatif.html [5] http://dianozkysmirnoff.wordpress.com/2008/10/16/paradigma-liberal/.
[6] Siswanto masruri, http://siswantomasruri.wordpress.com/paradigma-liberal-unggul-dan-sejahtera-dalam-bingkai-pendidikan-global/2010/.